Breaking

Showing posts with label Pengetahuan. Show all posts
Showing posts with label Pengetahuan. Show all posts

Sunday, April 17, 2016

April 17, 2016

Rumus Haversine

segitiga bola diselesaikan menggunakan hukum haversines.


Rumus haversin merupakan rumus yang sering digunakan dalam navigasi, rumus Haversine digunakan untuk menghitung jarak antara titik di permukaan bumi menggunakan garis lintang (longitude) dan garis bujur (lattitude) sebagai variabel inputan. Haversine formula adalah persamaan penting pada navigasi, memberikan jarak lingkaran besar antara dua titik pada permukaan bola (bumi) berdasarkan bujur dan lintang. Dengan mengasumsikan bahwa bumi berbentuk bulat sempurna dengan jari-jari R 6.367, 45 km, dan lokasi dari 2 titik di koordinant bola (lintang dan bujur) masing-masing adalah lon1, lat1, dan lon2, lat2, maka rumus Haversine dapat ditulis dengan persamaan sebagai berikut :

x = (lon2-lon1) * cos ((lat1+lat2)/2);
y= (lat2-lat1);
d= sqrt(x*x+y*y)*R

Keterangan:
x = Longitude (Lintang)
y= Lattitude ( Bujur)
d= Jarak
R= Radius Bumi =6371 km
1 derajat= 0.0174532925 radian

Contoh Perhitungan Rumus Haversine
Lokasi 1:
lon1= 119.800801, lat1= -0.790175
Lokasi 2:
lon2= 119.8428 , lat2= -0.8989

lat1 = -0.790175 * 0.0174532925
radian = -0.013791155 radian
lon1= 119.800801 * 0.0174532925
radian = 2.090918422 radian

lat2 = -0.8989 * 0.0174532925
radian = -0.01569 radian
lon2= 119.8428 * 0.0174532925
radian= 2.091651 radian

x = (lon2-lon1) * cos ((lat1+lat2)/2)
   = (2.091651-2.090918422) * cos ((-0.013791155 + -0.01569)/2)
   = 0.0007329412
y = (lat2-lat1)
   = (-0.01569- (-0.013791155))
   = -0.001897609 d
   = sqrt (x*x + y*y) * R
   = sqrt((0.0007329412*0.0007329412)+( -0.001897609*- 0.001897609))*6371
   = sqrt (0.0000041381) * 6371
   =12.96012927 km


Wednesday, August 21, 2013

August 21, 2013

Terlalu Banyak Kopi Dapat Memperpendek Umur

Terlalu Banyak Kopi Dapat Memperpendek Umur


Siapa di antara Anda yang rasanya kurang lengkap kalau sehari tak ditemani kopi?

Kopi memang rasanya jadi minuman wajib ya untuk para pekerja. Apalagi jika pekerjaan yang diemban adalah pekerjaan penuh detail yang bikin stres. Kalau sudah mencium aroma kopi, rasanya semangat jadi terpacu kembali. Bekerjapun jadi lebih nyaman.

Benar kok, kopi memberikan banyak manfaat baik bagi tubuh. Tetapi, Anda harus tahu cara yang benar mengonsumsinya.

Mengonsumsi kopi tidak boleh terlalu banyak. Penelitian membuktikan hal ini, tapi kenapa ya? Simak hasil penelitian berikut.

Hasil penelitian tersebut merupakan analisa dari Aerobics Center Longitudinal Study, yang sempat melakukan penelitian terhadap pria dan wanita, dengan range usia 20-87 tahun. Mereka semua menggemari kopi, dan merupakan pecinta kopi yang aktif. Penelitian dilakukan mulai tahun 1979 sampai 1998. Masing-masing akan diminta menceritakan kebiasaan minum kopi mereka.

Secara keseluruhan, mereka yang usianya di bawah 55 tahun rata-rata mengonsumsi 28 cangkir kopi per minggu. Artinya dalam sehari setidaknya 4 cangkir kopi yang diminum. Dan kemudian ternyata usia kematian mereka tinggi.

Apakah kopi penyebab utama kematian para partisipan?

Tenang saja, secara langsung kopi tidak akan membunuh seseorang. Kopi bukanlah racun, tetapi kopi dapat meningkatkan resiko kematian seseorang.

"Kami tidak mengatakan bahwa kopi adalah penyebab kematian seseorang. Tetapi kami yakin apabila kopi dapat meningkatkan resiko kematian seseorang," ungkap Dr Carl Lavie, direktur departemen kardiovaskuler di New Orleans, seperti dikutip dari Sheknows.

Sebenarnya, para ilmuwan tersebut tidak menemukan korelasi antara kematian dan jumlah konsumsi kopi yang berlebihan. Namun, dari hasil riset memang merekalah yang tingkat kematiannya tinggi dibanding partisipan lain yang hanya mengonsumsi 1-2 cangkir kopi saja.

Kesimpulan sementara para ilmuwan adalah menyarankan agar para pekerja dan pecinta kopi hanya minum 1-2 cangkir kopi saja setiap hari. Selain itu, juga mengurangi kadar kopi di dalamnya demi kesehatan tubuh dan mengurangi resiko kematian.

Hasil penelitian lain yang terkait akan segera diposting oleh para ilmuwan, sehingga misteri kopi ini dapat segera terpecahkan. (vem/bee)

Monday, August 12, 2013

August 12, 2013

Tips mudah cara menghilangkan tahi lalat/tompel secara alami



Menurut para ahli kulit tahi lalat dibagi menjadi 2 (dua) yakni tahi lalat yang bisa membesar dan tahi lalat yang tidak bisa membesar (ukurannya hanya segitu saja). Banyak orang mengatakan kalau tahi lalat bisa timbul karena sebuah flat yang di akibatkan oleh kurang (tidak) bersihnya kulit wajah (atau bagian kulit lain), namun ada juga yang mengatakan bahwa tahi lalat itu timbul karena alasan keturunan. Kembali ke topik artikel ini kita akan membahas bagaimana cara menghilangkan tahi lalat dengan mudah, tanpa operasi dan tentunya dengan biaya yang murah pula.

Persiapkan bahan dan alatnya:
Bawang putih
Kapur sirih/injet
Sabun colek
Sendok
Madu
Perban atau alat lain yang sejenis

1.Cara menghilangkan tahi lalat dengan bawang putih

Langkah pertama kupaslah atau pisahkanlah bawang putih dari kulitnya
Kedua Tumbuk bawang putih tersebut sampai halus dan terlihat berair
Taburkan hasil tumbukan bawang putih tadi ke atas tahi lalat yang ingin di hilangkan, tips bungkuslah dengan perban supaya bawang putih tidak jatuh saat anda bergerak.
Lakukan hal ini sebaiknya ketika anda hendak ingin tidur dan hilangkan di pagi harinya saat anda bangun.
Lakukan secara rutin sampai kurang lebih 1 bulan.
Cara ini bisa menimbulkan iritasi, segera hubungi dokter atau belilah obat iritasi kulit bila terjadi iritasi.



2.Menghilangkan tahi lalat dengan Kapur sirih/injet

Langkah pertama campurkan Kapur sirih dan sabun colek kedalam sendok dan aduk hingga merata
Jika dirasa bahan-bahan sudah tercampur dengan sempurna oleskanlah ke tahi lalat yang ingin anda hilangkan, dengan menggunakan bantuan kapuk (kapas) atau bisa juga menggunakan cotton buds.
Tunggulah sampai kering dan bisa memakan waktu berjam-jam. Saran gunakan cara ini ketika anda sedang ingin tidur dimalam hari.
Perlu diperhatikan bahwa cara ini akan menimbulkan rasa sakit, jadi bersiaplah akan rasa sakit yang bisa ditimbulkan. Meskipun bisa menimbulkan rasa sakit namun cara ini termasuk cara yang manjur untuk menghilangkan tahi lalat.

3.Cara menghilangkan tahi lalat dengan madu

langkah pertama siapkan madu secukupnya
Kemudian oleskanlah madu tersebut ke bagian tahi lalat yang ingin anda hilangkan
Sebaiknya lakukan ini ketika hendak tidur malam saja
Lakukan hal ini secara rutin sampai ada perubahan pada tahi lalat

Sunday, August 11, 2013

August 11, 2013

Penyebab Panasnya Suhu Planet Venus

Bumi, Mars dan Venus
VIVAnews - Sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu, dua planet dengan ukuran yang sama dan letak yang relatif dekat dengan bumi mulai terbentuk di sistem Tata Surya. Dua planet itu adalah Bumi dan Venus.

Tapi, karakteristik Venus selalu menjadi misteri bagi para ilmuwan. Planet kembaran bumi sama sekali tidak memiliki air dan cuacanya yang sangat panas. Sangat tidak cocok untuk kehidupan.

Karakteristik Venus yang berbeda jauh dengan bumi itu yang selalu membingungkan para peneliti. Sangat misterius. Penelitian ini mengungkapkan, posisi Venus yang dekat dengan matahari menjadi alasan kuat planet itu memiliki hawa yang panas.

Melansir Science Recorder, Kamis, 30 Mei 2013, tim peneliti dari University of Tokyo, Jepang, telah membuat temuan terbaru yang menjelaskan keadaan Venus yang panas seperti 'neraka'.

Mereka membuat model awal Bumi dan Venus terbentuk, untuk menjelaskan kenapa satu planet sangat cocok untuk kehidupan, sementara planet yang satunya sangat tidak mungkin untuk ditinggali. "Penelitian ini menyimpulkan, kedua planet pada awalnya mempunyai banyak kandungan air. Tapi, bumi telah didinginkan pada tingkat yang lebih cepat dari pada Venus," kata Keiko Hamno, pemimpin penelitian.

Hamno menjelaskan, saat planet-planet mulai dingin, maka air yang ada di dalam mineral akan keluar dan memancarkan uap. Kedua planet pun mengalami gas efek rumah kaca dari uap air yang terperangkap di atmosfer.

"Tapi, sekali lagi, bumi memiliki tingkat pendinginan yang lebih cepat, sehingga mampu menyingkirkan hawa panas yang terperangkap di atmosfer. Hasilnya uap air terkondensasi dan merubahnya menjadi lautan," ujar Hamno.

Sementara posisi Venus yang lebih dekat dengan matahari membuatnya tidak mampu mendinginkan suhu dengan cepat. Akibatnya uap air terperangkap di atmosfer lebih lama dan menimbulkan radiasi ultraviolet. "Penguapan air merupakan tahap awal dalam pembentukan air laut dan lempeng tektonik yang mendukung sebuah kehidupan," kata Hamno.


sumber : vivanews Desy Afrianti, Tommy Adi Wibowo

Friday, August 9, 2013

August 09, 2013

Ribuan Spesies Ditemukan dalam Lingkungan Ekstrim Danau di Kedalaman Es Antartika

Spesies ditemukan dalam lingkungan ekstrim danau di kedalaman es antartiaka
Keberadaan spesies laut dan air tawar mendukung hipotesis bahwa danau tersebut pernah terhubung ke laut, dan bahwa air tawar tersimpan ke dalam danau oleh gletser yang tergeser ke dalam.

Danau Vostok, terpendam di bawah gletser di Antartika, sebuah kawasan yang begitu gelap, dalam dan dingin, yang dijadikan oleh para ilmuwan sebagai model untuk kondisi ekstrim di planet lain, tempat yang diduga tak mungkin ditempati organisme apapun untuk hidup. Namun, penelitian dari Dr. Scott Rogers, seorang profesor ilmu biologi di Bowling Green State University, bersama rekan-rekannya, secara mengejutkan telah menyingkap berbagai bentuk kehidupan yang bersemayam dan bereproduksi dalam lingkungan yang paling ekstrim tersebut. Sebuah makalah yang dipublikasikan dalam jurnal PLoS ONE (Public Library of Science) edisi 26 Juni, merinci ribuan spesies yang teridentifikasi melalui pengurutan DNA dan RNA.

“Batas-batas pada apa yang layak huni dan apa yang tidak berubah,” umbar Rogers. Hasil studi kini menjadi artikel keempat yang dipublikasikan tim riset dalam menginvestigasi Danau Vostok. Riset yang memakan biaya lebih dari 250 ribu dolar ini terwujud berkat dukungan beberapa pendanaan: dua hibah di antaranya berasal dari National Science Foundation, satu dari U.S. Department of Agriculture dan satu lagi dari Komite Riset Fakultas Bowling Green State University.

Saat berpikir tentang Danau Vostok, Anda harus berpikir besar. Selain sebagai yang terdalam keempat di dunia, danau ini juga yang terbesar dari sekitar 400 danau subglasial yang ada di Antartika. Es yang menutupinya selama 15 juta tahun kini memiliki kedalaman sejauh lebih dari dua mil, menciptakan tekanan yang besar pada danau. Beberapa nutrisi tersedia di sana. Danau ini terletak jauh di bawah permukaan laut dalam sebuah tekanan yang sudah terbentuk sejak 60 juta tahun yang lalu di saat lempeng benua bergeser dan terpecah-pecah. Iklim di sana begitu keras dan sulit ditebak sehingga, untuk mengunjunginya, para ilmuwan harus berbekal peralatan khusus dan pelatihan bertahan hidup.

Tidak hanya dianggap sebagai tak layak huni, Danau Vostok bahkan diduga sebagai lingkungan yang steril. Namun apa yang ditemukan Roger lewat penelitian ini jauh di luar dugaan. Bekerja dengan menyingkirkan bagian-bagian inti dari lapisan dalam es yang menggumpal dari air danau yang membeku hingga ke bagian dasar gletser yang berhimpitan dengan danau, Rogers meneliti es semurni berlian yang terbentuk dalam tekanan besar dan suhu relatif hangat yang bisa ditemukan pada kedalaman seperti itu. Tim riset mengambil sampel berupa beberapa inti dari dua area di danau tersebut; cekungan utama sebelah selatan dan area dekat teluk di ujung barat daya danau.

“Kami menemukan kompleksitas lebih dari yang dipikirkan siapapun,” seru Rogers, “Ini sungguh menunjukkan kegigihan hidup, juga menunjukkan bagaimana organisme dapat bertahan hidup di tempat yang mana beberapa tahun lalu sempat kami kira takkan ada yang bisa bertahan hidup.”

Dengan mengurutkan DNA dan RNA dari sampel gumpalan es, tim riset mengidentifikasi ribuan bakteri, termasuk beberapa yang biasanya ditemukan dalam sistem pencernaan ikan, krustasea dan cacing Annelida, selain jamur dan dua spesies archaea, atau organisme bersel-tunggal yang cenderung hidup di lingkungan ekstrim. Spesies lain yang teridentifikasi berhubungan dengan habitat berupa sedimen danau atau laut. Psychrophiles, atau organisme yang hidup di lingkungan dingin yang ekstrim, ditemukan bersamaan dengan penghuni lingkungan panas, thermophiles, menunjukkan adanya ventilasi hidrotermal di danau tersebut. Menurut Rogers, keberadaan spesies laut dan air tawar ini mendukung hipotesis bahwa danau tersebut pernah terhubung ke laut, dan bahwa air tawar tersimpan ke dalam danau oleh gletser yang tergeser ke dalam.

Jumlah spesies secara keseluruhan paling banyak ditemukan di area dekat teluk, termasuk yang umumnya hidup di lingkungan air tawar, serta spesies laut, psychrophiles dan thermophiles. Sejumlah besar spesies lain yang ditemukan masih belum teridentifikasi. Teluk di area danau tersebut tampaknya banyak berisi aktivitas biologis.

“Banyak dari spesies yang kami urutkan merupakan jenis yang bisa kita temukan di sebuah danau,” ungkap Rogers, “Sebagian besar organisme tampaknya mahkluk air (air tawar), dan banyak spesies yang biasanya hidup di sendimen laut atau danau.”

Bagi Yury Shtarkman, salah satu bagian dari tim riset, proyek ini terbukti sangat mengasyikkan, dan bahkan berhasrat untuk seumur hidup bisa terlibat dalam studi semacam ini. “Ini adalah proyek yang sangat menantang dan semakin Anda mempelajarinya, semakin Anda ingin tahu,” ujarnya, “Setiap hari Anda menemukan hal yang baru dan menggiring ke arah lebih banyak pertanyaan yang harus dijawab. Dalam mempelajari DNA dan RNA lingkungan, kami memeriksa pada seberapa miripkah urutan-ururtan ini dengan urutan-urutan organisme yang sudah diidentifikasi dalam database nasional. Kami menelusuri evolusi dan ekologi danau itu sendiri.

Sebelum 35 juta tahun yang lalu, Antartika merupakan kawasan beriklim hangat yang dihuni oleh beragam tanaman dan hewan. Kemudian, sekitar 34 juta tahun lalu, “terjadilah penurunan suhu secara besar-besaran” dan es menutupi kawasan danau di saat danau itu mungkin masih terhubung dengan Samudera Selatan. Peristiwa ini menurunkan tingkat permukaan laut hingga sekitar 300 meter, yang serta merta memotong Danau Vostok dari lautan lepas. Lapisan es mengalami turun naik hingga akhirnya kembali terjadi penurunan suhu besar-besaran sekitar 14 juta tahun yang lalu, menyebabkan permukaan laut mengalami tingkat penurunan yang jauh lebih rendah dari sebelumnya.

Seiring merambatnya es hingga ke seberang danau, kawasan danau itu kian jatuh ke dalam kegelapan total dan terisolasi dari atmosfer, menyebabkan meningkatnya tekanan dari bobot berat gletser. Mungkin banyak spesies yang menghilang dari danau tersebut, namun tampaknya banyak pula yang mampu bertahan seperti yang ditunjukkan Rogers dalam penelitian ini.

Selama bertahun-tahun tim Rogers bekerja untuk mengidentifikasi dan mempelajari organisme dalam gumpalan es Vostok dengan menggunakan prosedur yang melibatkan koloni bakteri dan jamur yang terkultur, namun prosesnya sangat lambat, terutama bagi mahasiswa pascasarjana yang membutuhkan hasil untuk tesis.

“Kami mulai berpikir untuk melakukannya dengan cara yang berbeda,” tutur Rogers. Alih-alih menggunakan organisme hidup yang terkultur, mereka berkonsentrasi pada pengurutan DNA dan RNA di dalam es. Metode ini, yang disebut metagenomics dan metatranscriptomics, menghasilkan ribuan urutan dalam sekali waktu untuk kemudian dianalisis menggunakan komputer – prosedur yang secara kolektif disebut sebagai metode “Big Data”. Sebaliknya, dengan prosedur lama biasanya dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menghasilkan organisme berkultur yang cukup untuk beberapa lusin urutan.

Masalahnya jadi berubah, dari yang tadinya memiliki terlalu sedikit urutan menjadi memiliki terlalu banyak urutan untuk dianalisis, kata Rogers. Setelah dua tahun analisis komputer, hasil akhir menunjukkan bahwa Danau Vostok berisi serangkai ragam mikroba, termasuk beberapa organisme multiseluler.

Jauh sebelum mulai menggunakan metagenomics dan metatranscriptomics untuk mempelajari es, Rogers dan timnya sempat mengembangkan sebuah metode untuk memastikan kemurnian es. Bagian inti es direndam ke dalam larutan natrium hipoklorit (pemutih), kemudian dibilas tiga kali dengan air steril, menyingkirkan lapisan luarnya. Dalam kondisi yang sangat steril, inti es yang tersisa kemudian meleleh, tersaring dan membeku-ulang.

“Dengan menggunakan metode ini, kami dapat menjamin kehandalannya hampir 100 persen,” kata Rogers. Pada akhirnya, proses dalam metode ini menghasilkan pelet asam nukleat yang mengandung DNA dan RNA, saatnya untuk bisa diurutkan.

Rogers merasa bahwa timnya melakukan kesalahan besar dari sisi konservatif dalam melaporkan hasil-hasil riset tersebut, termasuk berupa urutan-urutan yang bisa saja hanya berasal dari gumpalan es, namun banyak pula urutan lain yang ia rasa mungkin berasal dari danau, membuka jalan awal untuk penyelidikan tambahan.

Urutan DNA yang sudah mereka hasilkan kini tersimpan dalam database National Center for Biotechnology GenBank, dan tersedia bagi para peneliti lain yang melakukan studi lebih lanjut.